Halalkah kita merayakan hari tahun baru?


Apa itu Tahun Baru?
Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya (Wikipedia). Perayaan tahun baru pertama kali dilakukan oleh Julius Caesar saat ia diangkat sebagai kaisar Romawi pada abad ke 45. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk mengadakan perayaan terhadap Dewa Janus  (Yanus).

Dewa Janus di Museum Vatikan
Siapa Dewa Janus (Yanus)? 
Yanus merupakan dewa dalam kepercayaan bangsa Romawi yang mempunyai dua muka sehingga ia bisa melihat ke depan dan ke belakang secara bersamaan. Kedua muka tersebut juga membuatnya dapat melihat ke masa lalu dan masa depan. Yanus dikenal sebagai dewa permulaan dan akhir. Bangsa Romawi bila ingin melakukan permulaan suatu pekerjaan selalu memohon pertolongan dewa Yanus. Nama Januari, yaitu bulan yang mengawali kalender Gregorian, berasal dari bahasa Latin iānuārius yang berarti "bulan Dewa Yanus" (Wikipedia).



 Apa hukumnya seorang Muslim merayakan tahun baru?
Ada beberapa pandangan yang memandang mengenai perayaan tahunan tersebut. Ada yang menghalalkan dan lebih banyak yang mengharamkan. Ada beberapa alasan kuat mengapa seorang Muslim haram merayakan hari tahun baru sebagai berikut.


a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir
Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.
Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.


b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir
Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.”

c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat
Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.
Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.

d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid’ah
Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal. Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid’ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih. Maka hukumnya bid’ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar’inya. (Fimadani)

Terlepas paparan di atas, Saya melihat beberapa hari belakangan sampai detik ini, Bangsa kita sedang memiliki permasalahan yang beragam, mulai dari bencana silih berganti, kestabilan ekonomi yang anjlok, politik yang kotor dan mahalnya peradilan dan pendidikan. Saya sempat membuat sebuah status di akun Facebook saya seperti ini

"Berharap hujan datang agar kesejukan datang. Bebas dari suara merecun dan kembang api. mungkin mereka sudah terlupa dengan derita letupan dan lahar di Sinabung, banjir di Aceh dan Bandung, korban jatuhnya AirAsia, dan masih banyak saudara saudara kita yang tiap hari pusing memikirkan mengkebungkan asap dapur mereka masing-masing ‪#‎PrayForResolusiMentalIndonesia‬"
 Semoga tulisan mengutif beberapa kutipan yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menyadarkan kita dei menjaga aqidah kita masing-masing.


 





Comments

  1. Assalamualaikum. baru saja mampir di blog http://kammi-komsatunj.blogspot.com/ sepertinya dihack orang blog tsb.

    ReplyDelete

Post a Comment