Awalnya aku diajak menjadi relawan PTQ oleh salah satu anak asuh Ulil Albab yaitu Nur Wahyudi yang merupakan Juniorku di kampus. “Bang, Idul Adha ini lebaran dimana bg? Ayo ke Dairi jadi Relawan Tebar Qurban disana !” Tanyanya dengan nada mengajak. “Keren tu yud, Abang ikut!” jawabku dengan semangat. Pada hari H, kami pun berangkat bersama dengan naik angkot ke kantor Ulil Albab di Jalan Pelangi. Sesampainya disana, Aku melihat seluruh relawan telah berkumpul disana dan sibuk mempersiapkan semuanya. Dalam kesibukan para panitia, tetapi masih tetap ramah menyapa kami selaku relawan. Setelah beberapa jam, kami baru berangkat ke daerah tujuan kami masing-masing. Aku (Akum) dan Eko di tempatkan di Desa Pangguruan Kabupaten Dairi. Setelah menempuh beberapa jam, kami tiba di dekat desa tujuan kami. Karena saat kami tiba Hari telah larut, kami pun beristirahat di salah satu Masjid setempat dan kebetulan bersebelahan dengan Kantor KUA daerah tersebut. Beruntung, kami diterima oleh pegawai KUA Kecamatan Sambul untuk sekedar istirahat dan berdiskusi soal keadaan masyarakat muslim di kecamatan tersebut, termasuk desa tujuan kami. Melihat dari daftar dari jumlah masyarakat setempat berdasarkan agamanya, aku merasa ada sedikit tantangan di daerah ini. Penganut agama Islam menjadi minoritas di daerah ini. “Pak, kami lihat di daftar penduduk disini Muslimnya minoritas ya pak?” Tanyaku sebagai pembuka perbincangan. “Ya, di sini Islam jadi minoritas. Itulah tugas kita untuk menguatkan saudara-saudara kita (muslim) disini. Tempat Ibadah pun bisa dibilang langka disini” Jawab Bapak itu yang merupakan mantan KUA didaerah tersebut. “Ia, sebenarnya sudah beberapa Pendai yang datang dari Medan, entah dari mana. Tapi gak ada yang bertahan lama” Tambahnya. Lewat diskusi ini, Aku merasa semakin miris dengan diriku sendiri. “ Aku saja hidup sebagai Muslim yang mayoritas didaerahku merasa berat, konon saudaraku disini? Semoga allah menguatkan kami semua” Bisiku dalam hati.
Tiba di Desa Pangguruan
Setelah sholat Subuh, Alhamdulillah datanglah jemputan kami
yang merupakan utusan dari ketua BKM desa tujuan kami. Selama perjalanan kurang
lebih 8 km selama 30 menit, kami melihat pemandangan pegunungan, perkebunan
kopi, dan sawah yang indah. Sesampainya di Desa Pangguruan, kami melihat Masjid yang unik dan disambut
langsung oleh Kepala BKM desa setempat ditemani dengan makanan. Aku merasa ini adalah pengalaman yang luar
biasa menjadi relawan penyalur Qurban. “Bang, Ini pengalaman yang luar biasa ku
rasa. Mensyiarkan Islam dengan Qurba ke daerah minoritas” Bisikku kepada
Eko. Dalam sela-sela pembicaraan, kepala BKM rupanya memiliki 1 pertanyaan yang
ia butuhkan penguatan atas pertanyaan didesanya. “Ustad, saya boleh bertanya? Kalau
orang yang meninggal bisa gak kita berqurban khusus atas namanya” Tanya bapak
itu kepada kami. Aku merasa kebingungan karena aku belum pernah mendapatkan
dalil yang kuat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Untungya aku memiliki teman
yaitu bang Eko dengan lancar menjabarkan pertanyaan tersebut. Disini aku
semakin sadar aku harus menimba ilmu yang lebih banyak lagi untuk bisa menjawab
petanyaan-pertanyaan klasik seperti kasus sebelumnya.
Tibalah sholat Idul Adha
Sholat Ied kali ini diimami langsung dan dilanjutkan dengan Qutbah oleh Bang Eko. Kepala BKM Pangguruan menanyakan kembali pertanyaan yang sama terkait Qurban khusus untuk orang yang meninggal.
Sholat Ied kali ini diimami langsung dan dilanjutkan dengan Qutbah oleh Bang Eko. Kepala BKM Pangguruan menanyakan kembali pertanyaan yang sama terkait Qurban khusus untuk orang yang meninggal.
Aku merasa gregetan karena tuk pertama kalinya terjun kemasyarakat
yang tek pernah ku kenal hanya berdua, Walaupun aku pernah menjadi relawan
penyaluran bantuan Baksos Himafis untuk Sinabung 1 tahun yang lalu. Aku semakin
bersyukur mengikuti program Tebar Qurban (PTQ) oleh LAZ Ulil Albab ini. Dari program ini aku berniat
untuk menabung untuk berqurban tahun depan.
“Aku sadar betapa pentingnya dari momen Idul Adha untuk saling berbagi dan meneladani nilai nilai kekeluargaan yang taqwa kepada tuhannya sebagai Syiar Islam ke pelosok tanah air” |
Comments
Post a Comment