Aku masih terdiam di ruangan ini.
ku merasa hening seheningnya. di otakku seolah mengulang kembali sejarah lama.
sejarah saat ku masih mengenakan seragam biru dongker. sebutan lelaki kuper kadang ku dapat, namun tak jarang ku dapat gelar siswa yang aktif dikelas. benar aneh bukan? haha.. hidupku memang penuh dengan kejutan. mungkin bukan kalian saja yang terkejud dengan cerita kehidupanku, aku juga terkadang terkejut dengan metamorfosa kehidupanku sampai sekarang.
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana dibandingkan dengan keluarga besar dari ayah yang lain. Namun, alhamdulillah orang tuaku senantiasa berusaha untuk memenuhi kecukupan yang ada. menurut cerita mamak dan tetanggaku, aku terlahir ke dunia dengan cara yang cukup heroik. Disaat waktu persalinanku, mamakku kekurangan tenaga untuk melakukan persalinan secara normal. Sehingga, mamakku diharuskan untuk dilarikan kerumah sakit. Inilah pertama kalinya mamakku melakukan persalinan di rumah sakit. Abang dan kakak ku terdahulu, persalinannya hanya dibantu dengan dukun beranak. Dan, aku lah satu-satunya didalam keluargaku yang dilahirkan di Rumah Sakit. Dan ketika itu, Ayahku masih memiliki kebiasaan buruk. Ketika itu Ayahku untuk pertama kalinya melihat langsung proses persalinan istrinya didepannya. Mulai saat itu, momen itu seolah menjadi titik balik ayahku melihat perjuangan seorang ibu. Betapa dahsyat perjuangan ibuku untuk melahirkanku. Karena kekurangan tenaga untuk melanjutkan persalinan, sang Dokter menanyakan perizinan operasi kepada ibuku.
"Pak, bisa jumpain saya di ruangan saya?" tanya sang dokter kepada ayaku
"Ia Dok, ada apa?" tanya ayahku
"Ada yang mesti saya bicarakan dengan bapak." tungkas sang Dokter.
"Ok, dok!"
Mereka berduapun masuk ke ruangan dokter.
"Pak, Istri bapak sepertinya agak sulit melanjutkan persalinan ini, karena Istri bapak kekurangan tenaga untuk melanjutkan persalinannya. saran saya kita harus bertindak cepat!" Saran sang dokter.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan dok?" tanya ayahku.
"Ya, kita harus melakukan Sedot Vakum, karena kepala sang bayi terlalu besar".jawab sang dokter
"ya sudah, pokoknya yang lakukan yang terbaik ya dok" harap ayahku.
"Pak, karena kondisi ini cukup rumit. saya ingin tanya seandainya dipilih anak atau ibunya. kalau hanya salah satu yang selamat. yang mana harus diutamakan untuk selamat pak?" tanya sang dokter dengan hati-hati.
"Lakukan saja yang terbaik dok" Jawab ayahku spontan.
Dari kejadian itu, ayahku melakukan perenungan yang mendalam. betapa banyak kekhilafan yang diperbuat. Dan, sedikit banyaknya dari peristiwa kelahiran ku itu, ayahku sangat menyesali kebiasaan buruknya di waktu yang lalu.
Suara keriuh anpun menyambut bayi yang baru saja lahir. Lelaki yang memiliki bekas lahir di kening sebelah kiri itu diberi nama Akum. Nama itu diambil dari
ku merasa hening seheningnya. di otakku seolah mengulang kembali sejarah lama.
sejarah saat ku masih mengenakan seragam biru dongker. sebutan lelaki kuper kadang ku dapat, namun tak jarang ku dapat gelar siswa yang aktif dikelas. benar aneh bukan? haha.. hidupku memang penuh dengan kejutan. mungkin bukan kalian saja yang terkejud dengan cerita kehidupanku, aku juga terkadang terkejut dengan metamorfosa kehidupanku sampai sekarang.
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana dibandingkan dengan keluarga besar dari ayah yang lain. Namun, alhamdulillah orang tuaku senantiasa berusaha untuk memenuhi kecukupan yang ada. menurut cerita mamak dan tetanggaku, aku terlahir ke dunia dengan cara yang cukup heroik. Disaat waktu persalinanku, mamakku kekurangan tenaga untuk melakukan persalinan secara normal. Sehingga, mamakku diharuskan untuk dilarikan kerumah sakit. Inilah pertama kalinya mamakku melakukan persalinan di rumah sakit. Abang dan kakak ku terdahulu, persalinannya hanya dibantu dengan dukun beranak. Dan, aku lah satu-satunya didalam keluargaku yang dilahirkan di Rumah Sakit. Dan ketika itu, Ayahku masih memiliki kebiasaan buruk. Ketika itu Ayahku untuk pertama kalinya melihat langsung proses persalinan istrinya didepannya. Mulai saat itu, momen itu seolah menjadi titik balik ayahku melihat perjuangan seorang ibu. Betapa dahsyat perjuangan ibuku untuk melahirkanku. Karena kekurangan tenaga untuk melanjutkan persalinan, sang Dokter menanyakan perizinan operasi kepada ibuku.
"Pak, bisa jumpain saya di ruangan saya?" tanya sang dokter kepada ayaku
"Ia Dok, ada apa?" tanya ayahku
"Ada yang mesti saya bicarakan dengan bapak." tungkas sang Dokter.
"Ok, dok!"
Mereka berduapun masuk ke ruangan dokter.
"Pak, Istri bapak sepertinya agak sulit melanjutkan persalinan ini, karena Istri bapak kekurangan tenaga untuk melanjutkan persalinannya. saran saya kita harus bertindak cepat!" Saran sang dokter.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan dok?" tanya ayahku.
"Ya, kita harus melakukan Sedot Vakum, karena kepala sang bayi terlalu besar".jawab sang dokter
"ya sudah, pokoknya yang lakukan yang terbaik ya dok" harap ayahku.
"Pak, karena kondisi ini cukup rumit. saya ingin tanya seandainya dipilih anak atau ibunya. kalau hanya salah satu yang selamat. yang mana harus diutamakan untuk selamat pak?" tanya sang dokter dengan hati-hati.
"Lakukan saja yang terbaik dok" Jawab ayahku spontan.
Dari kejadian itu, ayahku melakukan perenungan yang mendalam. betapa banyak kekhilafan yang diperbuat. Dan, sedikit banyaknya dari peristiwa kelahiran ku itu, ayahku sangat menyesali kebiasaan buruknya di waktu yang lalu.
Suara keriuh anpun menyambut bayi yang baru saja lahir. Lelaki yang memiliki bekas lahir di kening sebelah kiri itu diberi nama Akum. Nama itu diambil dari
Comments
Post a Comment