Diantara miliaran manusia, jika ditanyai satu persatu. Kamu ingin sukses atau tidak?. Saya yakin 100% seluruh manusia dimuka bumi ini menginkan kesuksesan dalam hidupnya. Namun, diantara banyaknya manusia yang berkeinginan untuk sukses hanya beberapa yang bermental menuju kesuksesan. Dalam arti kesuksesan, manusia banyak mempertimbangkan arti kesuksesan dalam hidupnya. Ada yang beranggapan jika seseorang yang telah bekerja sebagai direktur, maka dia dan beberapa orang disekitarnya akan menganggap dirinya sukses. Lain juga jika adik-adik siswa yang baru tamat SMA, dianggap sukses jika lulus UN dan masuk PTN yang terfavorit. Menurut saya sukses itu memang relatif. Akan tetapi kesuksesan itu sejatinya dipandang dari Harta, Tahta dan Cinta. Dalam mewujudkan kesuksesan itu juga berbeda-beda, seperti kata pepatah “ Banyak jalan menuju Mekah (Plesetan,, maklum saya Muslim)”. Ada yang sukses dengan jalan “sukses Kotor”, “Sukses warisan”, dan ada yang dikatakan sukses dalam arti sebenarnya “sukses mulia”.
1. Sukses Kotor.
Dalam menempuh ke roma, memang banyak jalan yang bisa ditempuh. Ada yang lewat udara (Pesawat), lewat laut (Kapal) dan darat. Namun, dalam menempuh kesuksesan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk meraih “kesuksesan instan” yang menurut dia sebuah kebahagiaan. Di TV, khususnya TV pemberitaan nasional nyaris setiap hari memberitakan tentang banyaknya pejabat negara yang melakukan korupsi. Hal itu menandakan, tidak sedikit yang memilih jalan pintas (kotor) dalam memperoleh banyak uang (Sukses Kotor). Atau contoh lain, untuk memperoleh kekuasaan strategis, memilih jalan kotor untuk “menyogok” pimpinan tempat bekerja agar mendapatkan kekuasaan strategis tersebut. Orang yang memilih jalan seperti ini kesuksesannya tidak akan bertahan lama dan cendrung dihinggapi kewas-wasan.
2. Sukses Warisan.
Jika kita memiliki orang tuanya seperti juragan minyak dari Medan seperti Si Poltak, atau seperti Haji Muhidin bisa dianggap Sukses?. Jawabanya ya, Bisa jadi. Akan tetapi tidak semua beruntung mendapatkan kehidupan yang layak dan hidup ditengah keluarga berkecukupan. Jika dia sukses dari pemberian orang tua biasanya dia meneruskan usaha keluarga, akan tetapi dia harus juga belajar minimal dari orang tuanya. Buatnya keluarga si Poltak menerusin usaha minyaknya diMedan akan dianggap sukses. Namun, banyak juga orang yang tidak mau menerusin usaha keluarga namun mencari lahan yang lain mungkin akan sukses juga. Namun, tidak sedikit juga yang sangat bergantung dengan harta dan orang tuanya, disaat orang tuanya telah tiada dia akan kehilangan kesuksesan yang dahulu.
3. Sukses Mulia
Sebelumnya telah dibahas bahwa indikator kesuksesan itu pada umumnya ialah, banyaknya Harta, Tingginya Kekuasaan dan yang paling penting adalah banyaknya orang disekitar yang mencintai kita. Dalam konteks sukses mulia allah telah menerangkan kepada hambanya dalam Al-Qur’an : “ orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak manfaat kepada banyak orang”. Jadi, jika kita ingin diri kita menjadi “Sukses Mulia” harus memiliki manfaat kepada orang sekitar bukan membawa bencana. Karena dengan begitu, jika kita memiliki manfaat maka kita akan dilirik sendiri untuk terpanggi l mempercayakan kekuasan (tahta), dan harta yang berkecukupan kepada kita dan paling penting adalah kita beriring akan memperoleh banyak cinta dari orang sekitar kita untuk memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya.
Muhammad Assad dalam bukunya yaitu Notes From Qatar menyiratkan Tips dan trik untuk menuju “Sukses Mulia” adalah:
Niat yang positif akan membawa kita ke langkah kita yang positif selanjutnya. So, keep positve mind. Oke! J. Namun, berpikir positif bukan hanya saat diawal saja, akan tetapi sampai terwujudnya tujuan kita. Jika kita mensugestikan kealam bawah sadar kita “Aku sukses mulia, aku sukses mulia dan aku orang sukses!”, maka lama kelamaan akan membawa energi positif baru untuk melakukan hal-hal positif dalam mewujudkan kesuksean yang mulia. Berpikir positif juga akan membuat kita tidak pantang menyerah. Misalnya saja kita sudah berusaha untuk lulus SNMPTN, namun tidak lulus juga. Karena berpikir positif dia pasti tidak langsung berpikiran buruk kepada Allah. Karena Allah-lah adalah yang maha mengetahui yang terbaik bagi hamba-hambanya. Dia lantas tidak akan berhenti disitu saja karena dia berpikir positif, dia bisa kuliah di swasta yang tidak kalah mutunya dengan PTN (Misalnya masuk ke UMN Al-Washliyah, hehe.. J). Allah juga mengatakan dalam Surah Al-Baqarah 2: 216,
“Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.
Salah satu contoh kisah penemu yang menyiratkan betapa pentingnya Persistence adalah kisah penemu lampu yaitu Thomas Alfa Edison. Dia adalah simbol ke-Peristence-an ilmuan dimasanya hingga sekarang. Beliau menemukan lampu selain dengan berusaha terus menerus, dia juga memiliki kekuatan keyakinan yang amat besar dengan berpikir positif. Sehingga dia dapat menemukan lampu sampai percobaan ke-999. Coba bayangkan kalau dia berhenti di percobaan ke 3 atau ke 998 mungkin kita akan masih dalam kegelapan malam sampai sekarang. Menurut saya, Thomas juga salah satu contoh Sukses mulia dikarenakan dibalik kesuksesannya berdampak mulia kepada hidup banyak orang. Contoh yang paling nyata tokoh sukses mulia adalah Rasulullah, Muhammad SAW. Jadi, siapa yang lagi berusaha untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup tetap terus berusaha terus dan bersabar. Man Shabara Zafhira. Siapa yang berusaha dan bersabar akan meraih kesuksesan mulia yang indah.
“(Dan) tuhanmu berfirman: “ Berdoalah kepada-ku, niscaya akan aku kabulkan bagimu.”
Ada sebuah pepatah, “ Doa tanpa usaha, sama dengan omong kosong. Usaha tanpa doa, sama dengan sombong”. Jika ingin sesuatu dengan tanpa usaha sangat mustahil. Doa tanpa usaha seperti Itik yang mati dilumbung padi. Percuma!. Sebaliknya Usaha tanpa doa menimbulkan kesombongan. Seolah-olah usaha yang dia lakukan tidak ada campur tangan Allah. Dan Allah sangat membenci orang-orang sombong. Karena seluruh alam ini adalah kuasanya, temasuk kesuksesan tak terlepas dari kuasanya. Dalam hadist Tarmidzi, Allah marah kepada hambanya yang tidak mau meminta kepadanya,
“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada allah, maka allah akan murka kepadanya”. (HR. Tarmidzi).
Jadi, setelah Persistence kita sudah dikerahkan selanjutnya waktunya bertawakal dan memohonkan doa kepada Allah. Pray disini juga dapat berarti Ibadah. 3 jenis ibadah tambahan untuk memuluskan jalan menuju kesuksesan adalah Sholat Duha, Sholat Tahajud dan Sedekah.
Jadi, kesimpulanya untuk mendapatkan kesuksesan sukses mulia kita harus selalu positive thinking, berusaha terus menerus (Tawakal) dan akhirnya menyerahkan semua hasilnya kepada allah lewat doa.
Referensi:
Al-Qur’an
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar (NFQ) Positive, Persistence, Pray. Jakarta. Gramedia.
By: Akum Laksana Situmorang
1. Sukses Kotor.
Dalam menempuh ke roma, memang banyak jalan yang bisa ditempuh. Ada yang lewat udara (Pesawat), lewat laut (Kapal) dan darat. Namun, dalam menempuh kesuksesan tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk meraih “kesuksesan instan” yang menurut dia sebuah kebahagiaan. Di TV, khususnya TV pemberitaan nasional nyaris setiap hari memberitakan tentang banyaknya pejabat negara yang melakukan korupsi. Hal itu menandakan, tidak sedikit yang memilih jalan pintas (kotor) dalam memperoleh banyak uang (Sukses Kotor). Atau contoh lain, untuk memperoleh kekuasaan strategis, memilih jalan kotor untuk “menyogok” pimpinan tempat bekerja agar mendapatkan kekuasaan strategis tersebut. Orang yang memilih jalan seperti ini kesuksesannya tidak akan bertahan lama dan cendrung dihinggapi kewas-wasan.
2. Sukses Warisan.
Jika kita memiliki orang tuanya seperti juragan minyak dari Medan seperti Si Poltak, atau seperti Haji Muhidin bisa dianggap Sukses?. Jawabanya ya, Bisa jadi. Akan tetapi tidak semua beruntung mendapatkan kehidupan yang layak dan hidup ditengah keluarga berkecukupan. Jika dia sukses dari pemberian orang tua biasanya dia meneruskan usaha keluarga, akan tetapi dia harus juga belajar minimal dari orang tuanya. Buatnya keluarga si Poltak menerusin usaha minyaknya diMedan akan dianggap sukses. Namun, banyak juga orang yang tidak mau menerusin usaha keluarga namun mencari lahan yang lain mungkin akan sukses juga. Namun, tidak sedikit juga yang sangat bergantung dengan harta dan orang tuanya, disaat orang tuanya telah tiada dia akan kehilangan kesuksesan yang dahulu.
3. Sukses Mulia
Sebelumnya telah dibahas bahwa indikator kesuksesan itu pada umumnya ialah, banyaknya Harta, Tingginya Kekuasaan dan yang paling penting adalah banyaknya orang disekitar yang mencintai kita. Dalam konteks sukses mulia allah telah menerangkan kepada hambanya dalam Al-Qur’an : “ orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak manfaat kepada banyak orang”. Jadi, jika kita ingin diri kita menjadi “Sukses Mulia” harus memiliki manfaat kepada orang sekitar bukan membawa bencana. Karena dengan begitu, jika kita memiliki manfaat maka kita akan dilirik sendiri untuk terpanggi l mempercayakan kekuasan (tahta), dan harta yang berkecukupan kepada kita dan paling penting adalah kita beriring akan memperoleh banyak cinta dari orang sekitar kita untuk memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya.
Muhammad Assad dalam bukunya yaitu Notes From Qatar menyiratkan Tips dan trik untuk menuju “Sukses Mulia” adalah:
- Positive
Niat yang positif akan membawa kita ke langkah kita yang positif selanjutnya. So, keep positve mind. Oke! J. Namun, berpikir positif bukan hanya saat diawal saja, akan tetapi sampai terwujudnya tujuan kita. Jika kita mensugestikan kealam bawah sadar kita “Aku sukses mulia, aku sukses mulia dan aku orang sukses!”, maka lama kelamaan akan membawa energi positif baru untuk melakukan hal-hal positif dalam mewujudkan kesuksean yang mulia. Berpikir positif juga akan membuat kita tidak pantang menyerah. Misalnya saja kita sudah berusaha untuk lulus SNMPTN, namun tidak lulus juga. Karena berpikir positif dia pasti tidak langsung berpikiran buruk kepada Allah. Karena Allah-lah adalah yang maha mengetahui yang terbaik bagi hamba-hambanya. Dia lantas tidak akan berhenti disitu saja karena dia berpikir positif, dia bisa kuliah di swasta yang tidak kalah mutunya dengan PTN (Misalnya masuk ke UMN Al-Washliyah, hehe.. J). Allah juga mengatakan dalam Surah Al-Baqarah 2: 216,
“Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.
- Persistence
Salah satu contoh kisah penemu yang menyiratkan betapa pentingnya Persistence adalah kisah penemu lampu yaitu Thomas Alfa Edison. Dia adalah simbol ke-Peristence-an ilmuan dimasanya hingga sekarang. Beliau menemukan lampu selain dengan berusaha terus menerus, dia juga memiliki kekuatan keyakinan yang amat besar dengan berpikir positif. Sehingga dia dapat menemukan lampu sampai percobaan ke-999. Coba bayangkan kalau dia berhenti di percobaan ke 3 atau ke 998 mungkin kita akan masih dalam kegelapan malam sampai sekarang. Menurut saya, Thomas juga salah satu contoh Sukses mulia dikarenakan dibalik kesuksesannya berdampak mulia kepada hidup banyak orang. Contoh yang paling nyata tokoh sukses mulia adalah Rasulullah, Muhammad SAW. Jadi, siapa yang lagi berusaha untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup tetap terus berusaha terus dan bersabar. Man Shabara Zafhira. Siapa yang berusaha dan bersabar akan meraih kesuksesan mulia yang indah.
- Pray
“(Dan) tuhanmu berfirman: “ Berdoalah kepada-ku, niscaya akan aku kabulkan bagimu.”
Ada sebuah pepatah, “ Doa tanpa usaha, sama dengan omong kosong. Usaha tanpa doa, sama dengan sombong”. Jika ingin sesuatu dengan tanpa usaha sangat mustahil. Doa tanpa usaha seperti Itik yang mati dilumbung padi. Percuma!. Sebaliknya Usaha tanpa doa menimbulkan kesombongan. Seolah-olah usaha yang dia lakukan tidak ada campur tangan Allah. Dan Allah sangat membenci orang-orang sombong. Karena seluruh alam ini adalah kuasanya, temasuk kesuksesan tak terlepas dari kuasanya. Dalam hadist Tarmidzi, Allah marah kepada hambanya yang tidak mau meminta kepadanya,
“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada allah, maka allah akan murka kepadanya”. (HR. Tarmidzi).
Jadi, setelah Persistence kita sudah dikerahkan selanjutnya waktunya bertawakal dan memohonkan doa kepada Allah. Pray disini juga dapat berarti Ibadah. 3 jenis ibadah tambahan untuk memuluskan jalan menuju kesuksesan adalah Sholat Duha, Sholat Tahajud dan Sedekah.
Jadi, kesimpulanya untuk mendapatkan kesuksesan sukses mulia kita harus selalu positive thinking, berusaha terus menerus (Tawakal) dan akhirnya menyerahkan semua hasilnya kepada allah lewat doa.
Referensi:
Al-Qur’an
Assad, Muhammad. 2011. Notes From Qatar (NFQ) Positive, Persistence, Pray. Jakarta. Gramedia.
By: Akum Laksana Situmorang
Comments
Post a Comment