Dakwah adalah membumikan nilai-nilai islam diseluruh lini-lini kehidupan kita. Wuiih.. seram banget ya definisinya. Sebegitukah seramnya dakwah? Mari kita renungkan sejenak, apa sebenarnya arti sebuah kata yaitu “Dakwah”. Coba kita bandingkan contoh ini. Ada seorang dai melihat seorang perempuan yang memakai pakaian yang serba ketat lalu langsung dijudge kamu itu pelacur karena memakai pakaian itu. Apakah itu dakwah?. Lalu gimana dengan seorang pelacur yang melarang anaknya untuk tidak mengikuti ibunya. Gimana dengan ini? Apakah ini bukan dakwah?
Jadi kita harus merefresh pikiran kita mengenai dakwah. Dakwah itu luas, bisa saja dakwah itu berada di Masjid, di Kampus bahkan rumah bordir juga mungkin disana ada dakwah. Dakwah itu bukan menyeramkan diri kita sebagai penggiat dakwah (dai) agar terlihat sebagai orang yang aktif dijalan dakwah. Dakwah itu pada intinya mengajak orang yang sekeliling kita untuk berbuat yang baik dan mencegah perbuatan buruk. Sederhana saja, sebenarnya dakwah itu tak selamanya memerlukan hal-hal besar contohnya, senyum saja merupakan dakwah (tapi jangan kelamaan ya.. disangka gil* hehe..). sederhana bukan?.
Ketika merujuk judul diatas, ketika Dakwah membencimu sementara kamu mencintai dakwah. Kita instrospeksi diri dulu wahai penggiat dakwah (Dai) baik Aktifis dakwah dimasyarakat maupun kampus, seberapa dekatkah anda dengan objek dakwah anda? Apakah anda menciptakan tembok besar dengan alasan tidak satu pikiran? Sampai kapan anda menyatukan pikiran mereka kalau anda masih menutup diri dari dunia mereka?. Jawaban yang mungkin relatif pasti anda bisa menjawab akan menyadarkan konsep dakwah sebenarnya menurut Islam yang rahmatan alamin, bukan rahmatan wajihamin.
Jadi, kita harus memetamorfosa dakwah kita dalam dakwah kontemporer ini, dakwah itu memang sebaiknya harus berjamaah sesuai surah asshaf. Allah menyuruh kita bersatu padu seperti bangunan yang kokoh. Akan tetapi, kita jangan merubah konsep dakwah karena alasan harus berjamaah. Yang awalnya tujuan dakwah itu untuk memakmurkan alam (rahmatan alamin) menjadi memakmurkan jemaah/ organisasi (rahmatan wajihamin)) itu salah yang fatal. Dengan demikian dakwah itu akan tidak berkembang dan hanya berkutak disitu-situ saja. Hanya membuat dakwah itu terkesan esklusif dan mengarah membuat dakwah itu menjadi hal yang “Seram” (awas ada dakwah.. serem). Dan itu realitany di Masyarakat tak terlepas diKampus khususnya di Kampus saya di Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan (gg papa promo dikit.. hehe).
The conclution of “Dakwah” Is: Memberikan kenyamanan dan kebahagian kepada lingkungan dalam nilai islam yang sesuai dengan sar’i.
thank you.. Arigatho.. syukron.. terakhir Terima kasih..
ASALAMUALAIKUM WARAHMATULAHI WABARAKATUH.
KEEP SPIRIT DA’I
)|(
Comments
Post a Comment