PAHLAWAN ANGINKU

Bersyukurlah kalian dengan memiliki mimpi, walau tak seindah apa yang kita harapkan. Tetapi bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki mimpi, dikarenakan mimpi itu telah hilang dibawa oleh angin yang pernah bersua dikehidupan kita? Dialah angin yang meniupkan nasehat Dialah angin yang mengisi ruang perut yang lapar Dialah angin yang terkadang engkau caci dan maki sedangkan ia tak pernah berpikir sedikitpun untuk membalas cacian itu. Wahai pemilik anginku jagalah ia agar angin itu tersenyum dan bertiup dari pirdausmu. Angin.. ingatkah engkau saat kita bersama Aku sangat berdosa jika tak mengenali bahkan melupakan (jasa) mu Angin, semoga aku dapat menggantikanmu untuk mengisi kekosongan nafas-nafas manusia dibumi Menjadi angin yang tegar, mengayomi, melindungi dan menuruti apa mau si hujan. Apakah ini yang dinamakan revolusi? Ya ini namanya revolusi, tapi akankah aku dapat menjalani proses revolusi ini dengan menggantikan dan melanjutkan mu sebagai angin? Aku tak tau. Aku hanya ingin meminta kepada sang pemilik angin untuk membantuku untuk memberi petunjuk untuk merubahku dalam metamorfosa kehidupan ini. Kelak aku juga akan menggantikan peran itu, menjadi si pahlawan angin bagi sang malaikat kecilku. Kenapa allah menciptakan angin dan hujan buatku? Dan kenapa allah menciptakan pelangi? Ya, terkadang kita jarang memikirkan itu. Allah menciptakan ciptaannya semuanya ada tujuannya, termasuk angin dan hujan. Air dan hujan saling melengkapi seperti halnya seorang dan ibu. Untuk menurunkan hujan dibutuhkan angin untuk meniupkan air hujan untuk menyeratakan air hujan agar tersebar li permukaan bumi. Setelah terjadi harmonisasi hujan, maka muncullah pelangi itu lah aku. Lalu, selanjutnya jika angin itu sudah tiada, apakah hujan itu akan tetap sama?. Itu adalah pertanyaanku saat ini pada kondisiku. Saat kehilangan dari salah satu orang yang paling kucintai dan sumber ridonya allah. Dialah ayahku yang menjadi pahlawanku. Pahlawan anginku. Ya, pahlawan anginku. Entah mengapa , ini mulai dari tadi pagi. Aku teringat akan angin dan air ( ayah dan mamak) ku. Air mataku bercucuran disaat MABIT Ikhwa di Masjid. Karena materi yang kenak dihatiku tentang menghormati orang tua. So shying.

Comments