Mencurhakan isi hati

Jum’at , 29 Jun. 12 di kamar kos ku..
Setiap kali aku mengikuti seminar yang diisi oleh motivator handal selalu aku terbangkit ghiroh atau semangat hidup ku. Sama halnya jika aku berteman dengan orang yang baik aku merasa hidup ini tenang, nyaman dan tentram. Tapi tak selamanya aku berada naungan mereka, tak selamanya aku di motivasi oleh motivator itu. Dan tak selamanya aku selalu bercengkrama dengan orang yang baik. Karena mereka memiliki kehidupan sendiri dan aku juga memilki kehidupan sendiri. Dalam hatiku bertanya ( aku kenapa begini y? Terkadang baik tapi terkadang tidak? Ada apa dengan diriku?) terkadang aku mencurahkan isi hati ini kepada orang yang menerima curahan hati ini. Terkadang orang itu mendengar, terkadang orang hanya mengatakan ayo!! Semangat. Kamu pasti bisa, terkadang seperti lagu peterpen “ aku bertanya pada langit tua, langit tak mendengar. Aku bertanya pada manusia tak ada jawaban” itu lah mungkin tak selamanya semua masalah, pendapat, atau apa aja bisa kita bagikan kepada orang lain. Karena ada masalah pribadi yang hanya cukup kita dan tuhan yang tau ada yang tidak. Terkadang jika kita selalu membagi cerita tentang masalah atau rahasia kita pada orang lain, orang lain berpendapat lain dengan pendapat kita. Dan dapat menimbulkan masalah baru. Ada istilah gosip lah, surat kaleng lah, berita burung, gosing, bahkan fitnah. Dari cerita ku diatas, bukan berarti kita tidak boleh mencurahkan isi hati kita, karena berbagi beban itu akan mengurangi pikiran. Kita sebagai pelaku sharing nya harus memilih bibit, bebet, bobot tempat kita mencurah kan masalah kita, pendapat kita, isi hati kita, dan lain-lain..
Sekian dulu ya..
aku mau siap-siap untuk sholat jum’at..

Comments